Kunci dan Gembok

Bismillahirrahmanirrahim...

Ujian Tengah Semester

Mungkin teman-teman di beberapa kampus telah melewati masa ini, tapi tidak untuk Unsoed. Memang Unsoed selalu berbeda, selalu mengalah, biarkan yang lain mendahului :) begitu mungkin...

Pada dasarnya, ujian tak melihat tempat dan waktu, ia datang kapanpun, dimanapun, kepada siapa pun. Dan yang menghadapi ujian itu pun tidak memiliki respon yang sama. Shock, depresi, pusing tujuh keliling, sering kali kita jumpai. Beberapa ada yang santai saja, menganggap ujian hanyalah debu kecil yang tidak mengganggu. Itu semua dikembalikan kepada si penerima ujian.

Dalam hal ini, Ujian Tengah Semester adalah batu loncatan yang sudah semestinya dilewati oleh mereka-mereka yang akan menyandang gelar sarjana. Hanya saja, proses melewati batu ini ternyata, sekali lagi, tidak semua sama. Lihatlah mereka yang di kelas selalu antusias dan bersemangat, menjelang ujian, semangat itu tak pernah mati. Lihat pula di sisi lain, ada orang-orang yang malasnya juga tidak pernah padam. Di samping itu, nampak pula mereka yang di kelas berusaha serius, menjelang ujian pun usaha tersebut tetap menggelora. Tidak, sekali lagi semua tidak selalu sama, kulihat di sana ada beberapa yang santai menghadapi ujian, mereka serius sekali ketika menerima materi di kelas, tetapi di masa-masa ini mereka terlihat tidak seserius itu. Dan kulihat pula mereka yang bermalas-malasan, mengobrol sana sini ketika dosen menjelaskan di depan kelas, mereka main handphone, atau bahkan tertidur, tapi kulihat mereka belajar sungguh-sungguh menjelang ujian ini. Ya, berbeda...dan hasil yang didapat pun berbeda. Apakah kau dapat meramalkan hasil dari usaha mereka yang sungguh berbeda-beda itu? Kuyakin tidak. Karena ada faktor lain di sana...

Ketika kau merasa sempit, depresi, usahamu yang begitu kuat selalu diiringi pesimistis yang juga sama kuatnya, kau melihat hasil usahamu akan berwarna kelabu. Sesungguhnya tidak demikian, jika itu terjadi, ada beberapa hal yang telah kau lupakan, atau yang telah kau lakukan padahal semestinya tidak boleh dilakukan;
  1. Melupakan Sang Pemberi Kesuksesan
Ada satu kekuatan yang kau lupakan: DOA. Sadarkah kau bahwa ini adalah sebuah kekuatan? Allah telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk senantiasa berdoa dan meminta kepada-Nya, "Wa qala Rabbukum ud'uni Astajib lakum" yang artinya: Dan Tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-Ku niscaya akan aku perkenankan bagimu (QS. 40:60). 

Lalu, apa alasan kita untuk tidak berdoa? Kurasa malu sekali, ketika kita tidak memohonkan pertolongan dari-Nya, sementara Dialah yang menurunkan ujian ini. Maka ini salah satu poin pentingnya. Inilah kuncinya setelah usaha/ikhtiar telah dikerahkan. Mana mungkin gembok, yakni usahamu, sukses terbuka tanpa kuncinya bukan?

Dengan ini aku ingin mengkritisi waktu berdoa yang sangat singkat sebelum ujian, duhai, aku kekurangan waktu barang 15 detik lagi....
  1. Meragukan Janji Tuhan
Yang kedua ini biasa disebut 'pesimis'. Merasa tidak mampu, merasa lelah, merasa tidak ada kesempatan lagi. Tahukah teman, sudah Allah janjikan, bahwa Dia memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya, dan Dialah yang Maha Tahu kemampuan hamba-Nya itu. Adakah kita masih meragukan kemampuan kita sendiri? Pesimis adalah salah satu bentuk tidak bersyukurnya kita terhadap nikmat Allah. Inilah ujian, tidak mungkin seorang hamba lulus dengan mudah-Nya tanpa sedikitpun ujian. Dan pesimis itu, ibarat penolakan kita terhadap ujian. Bersyukurlah Allah memberikan jalan yang penuh liku, hasil memuaskan yang sukar didapat yakni harus dengan kesungguhan mendalam, karena inilah implementasi dari janji Allah; inna ma'al 'usri yusra (sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan) (QS. 94: 6).

Selamat menempuh Ujian Tengah Semester...semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk-Nya, dan menguatkan pundak-pundak kita. Semoga di antara usaha yang panjang ada keberkahan di dalamnya, dan keridhaan Allah selalu tercurah tiada hentinya. Dan semoga, kita dijauhkan dari sifat tinggi hati, merasa puas, dan merasa tidak memerlukan Allah (na'udzubillah)...

Semangat menuntut ilmu dan menebar kebaikan ^_^

#RefleksiDiri



Comments

Post a Comment

Popular Posting

Mengapa Jadi Begini?

Image
Jodoh memang tak disangka. Ia bisa saja amat dekat, bisa pula datang dari yang teramat jauh. Jarak dan waktunya tak terpikir. Peristiwanya tak terbayang. Wajahnya tak tergambar. Bahkan tidak sedikit yang gagal berjodoh justru menjelang pernikahannya. Maka menjelang tanggal 20, ketika tiket nobar Tausiyah Cinta tertanggal 24 Desember hampir kupegang, turunlah keputusan dari steering committee tentang sebuah daurah yang akan dilangsungkan pada tanggal 23 sampai 24 Desember 2015. Sempat aku melakukan negosiasi agar acara tersebut dimajukan, tapi tidak berhasil. Aku pasrah. Bukan karena aku tidak berjodoh (untuk dipertemukan kembali) dengannya, tapi karena aku harus memupus azzamku. Kubatalkan pesanan tiketku, dan bersiap mengikuti daurah tersebut.
Read more

REFUND (2)

Image
Saya tidak secepat itu memahami makna “untuk ummat” yang empat tahun lalu disarankan sebagai jawaban oleh kawan baik saya ketika saya bertanya tentang tujuan berkuliah. Sampai beberapa tahun kemudian saya masih memikirkannya, hingga saya menemukan banyak hal tentang keummatan di sebuah organisasi yang saya ikuti. Kurang lebih keummatan ini tentang pengabdian, kebermanfaatan, kemaslahatan, kontribusi. Lalu bagaimana saya mengimplementasikan jawaban—yang sudah melekat pada sebuah cita—tersebut dalam realita? Apakah saya harus menjadi pemangku kebijakan? Apakah saya harus menciptakan lapangan pekerjaan? Atau apakah saya harus membuat sebuah penemuan besar? Atau apakah saya harus memiliki omset besar? Sebelum itu, mari mundur sejenak…
Read more

Benda Asing di antara Kita

Teknologi berkembang Dunia berubah Jarak yang jauh tak terasa Yang dekat justru menjarak Kita senang berbicara dalam hening Membiarkan hati bergeming Syak wasangka sekali dua kali menguasai Benda asinglah yang menengahi Budaya ikut berubah Apa itu adab? Etika dengan orang tua? Hampir luntur bersama dengan keringat Yang jatuh ketika bergadget ria Kamu bangun pagi Melihat benda asing itu menanti Siangan pergi Pulang benda asing masih dipantengi Dunia memang menuntut melek teknologi Dasarnya kita sama-sama pendiam Bicara hanya hal-hal yang mengundang tawa Atau info jadwal keluar kota Atau memperbincangkan netizen di medsos kita Tentang diri kita? Tak usahlah Ditambah benda asing Lengkaplah masa ini Sepertinya jadi tak ada ruang sepi Walau kita sama-sama mengunci bibir Dengan benda asing lah Kamu ada di mana saja Bersama siapa saja Ditemani siapa saja Enak bukan? Tak diliput sepi meski sendirian Begitulah benda asing Yang dapat meracuni Walau ia p...
Read more