Sebuah Cerita Sederhana: Sakit
Aku menatap punggungnya yang menjauh di lorong gedung, ini kali kedua aku berdebar ketika melihatnya berlalu. Sebelumnya, ketika ia berbicara dengan bahasa diplomatisnya yang membuat sekeliling terpana, aku justru berdebar, berdebar hebat. Tapi seingatku, itu setelah lama aku memperhatikannya, yang entah mulai kapan. Sepertinya ada yang salah denganku, tak biasanya aku begini. Tidak pernah sebelumnya malah.