Ketika Cinta...

Muhammad
Muhammad
Muhammad Musthofa

Ibunya bernama Aminah
Ayahnya bernama Abdullah
Dilahirkan di Makkah Mukarromah
Ibu susunya Halimatus Sa’diah

Ayahnya meninggal dunia
Ketika Nabi di dalam kandungan
Alangkah sedih pilunya
Ibunya menjaga baginda


Semasa di dalam perjalanan
Pulang dari makam suaminya
Aminah jatuh sakit di Abwa
Kembali ke alam baqa

Tinggallah Nabi seorang diri
Hilang insan yang dikasihi
Tinggallah Nabi seorang dari
Mengajarnya hidup berdikari

Anak yatim anak yang mulia
Dilindungi Allah setiap masa

Terpadam api biara majusi
Runtuhlah istana Kisra Parsi
Makkah diterangi cahya putih
Tanda lahir Nabi anak yatim

Shalallahu 'alaa Muhammad
Shalallahu 'alaaihi wassalam

Hidupnya yatim, yatim piatu
Tiada ayah tiada ibu
Hidupnya yatim, yatim piatu
Namun dialah manusia agung

(Nabi Anak Yatim – Raihan)

Nasyid ini, nasyid perdana saya. Ups, em, dulu, saat saya duduk di kelas 4 Sekolah Dasar, saya pernah mengikuti lomba nasyid di sekolah, dan membawakan nasyid ini. Alhamdulillah, Allah mengizinkan tim kami membawa piala. Catat! Saya bukan penyanyi :D

Dengan ini saya ingin berbagi, mengajak refleksi. Tahukah teman, bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya, bahkan melebihi cintanya terhadap dirinya sendiri. Mari mengingat kisah mengharukan berikut, bukti kecintaan Rasulullah SAW terhadap umatnya;

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.
Pagi itu..Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah.
"Wahai umatku..Kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.. Kuwariskan dua perkara kepada kalian, yaitu Al Qur'an dan sunnahku. Barangsiapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk syurga bersama-sama aku.."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Utsman menghela nafas panjang. Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam..
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba..
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia..
Tanda-tanda itu semakin kuat. Ali dan Fadhal dengan cepat menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.
Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
***
Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lelah dengan kening yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucap salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.
"Maaflah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup daun pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.. Dialah malaikat maut.." kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggil lah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?' tanya Jibril.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirmah kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya'," kata Jibril.
***
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini," perlahan Rasulullah mengeluh. Fatimah terpejam. Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam. Dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu, Jibril?" tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah!! Dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku..!"
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimaanukum (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu),"
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii...ummatii...ummatii..."
Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu..

(Dikutip dari sebuah video inspiratif)

Resapi kutipan di atas. Baca dengan penuh penghayatan. Apa kau merasakan sesuatu, semacam kerinduan kepada sang kekasih? Atau seperBottom of Formti kesedihan, sesuatu yang kau inginkan tetapi tak kunjung datang? Mungkin..jika kau merasakannya, ada cinta itu di hatimu. Betapa Rasulullah mencintai ummatnya, hingga kekhawatirannya masih terbayang bahkan ketika Malaikat Maut menghampirinya. Allahumma shalli ‘ala Muhammad, wa ‘ala aali Muhammad….

Satu lagi nasyid yang sudah saya kenal semenjak kanak-kanak dulu,

Rasulullah dalam mengenangmu 
Kami susuri lembaran sirahmu 
Pahit getir perjuanganmu 
Membawa cahaya kebenaran 

Engkau taburkan pengorbananmu 
Untuk umatmu yang tercinta 
Biar terpaksa tempuh derita 
Cekalnya hatimu menempuh ranjaunya 

Tak terjangkau tinggi pekertimu 
Tidak tergambar indahnya akhlak mu 
Tidak terbalas segala jasa mu 
Sesungguhnya engkau rasul mulia 

Tabahnya hatimu menempuh dugaan 
Mengajar arti kesabaran 
Menjulang panji kemenangan 
Terukir namamu di dalam Al Quran 

Rasulullah kami ummatmu 
Walau tak pernah melihat wajahmu 
Kami cuba mengingatimu 
Dan kami cuba mengamal sunnahmu 

Kami sambung perjuanganmu 
Walau kami dicaci dihina
Tapi kami tak pernah kecewa 
Allah dan rasul sebagai pembela

(Rasulullah – The Zikr)

Nasyid ini bercerita tentang perjalanan Rasulullah, dan sekali lagi, kecintaan Rasulullah pada ummatnya. Sudahkah kita mencintainya..? Melebihi cintanya kepada kita sebagai ummatnya, atau mungkin hanya sekedar menyamai rasa cintanya?
Maka salah satu bentuk kecintaan kita kepada Rasul, perbanyaklah bershalawat. Allah berfirman,


إنَّ اللَّهَ وَمَلَـئِكَـتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ يأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيماً
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS. Al Ahzab : 56)

Saya akan share sedikit tentang keutamaan-keutamaan bershalawat, simak hadits-hadits berikut ya, teman J
  1. Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda, “Apabila kalian mendengar muadzdzin sedang adzan maka jawablah seperti apa yang ia katakan kemudian bershalawatlah atasku karena sesungguhnya orang yang bershalawat atasku sekali maka Allah akan bershalawat (merahmati) untuknya sepuluh kali lipat. Lalu memohonlah kepada Allah suatu perantara untukku karena sesungguhnya derajat di surga tidak akan diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Dan aku berharap supaya aku menjadi hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memohon kepada Allah bagiku suatu perantara maka ia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat.” (HR. Muslim)
  2. Dari Anas bin malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak).” (SHAHIH. HR. An-Nasa’I dan lainnya)
  3. Rasulullah SAW bersabda”Kalau orang bershalawat kepadaku, maka malaikat juga akan mendo’akan keselamatan yang sama baginya, untuk itu bershalawatlah, baik sedikit ataupun banyak.” (HR. Ibnu Majah dan Thabrani)
  4. Suatu hari Rasulullah Saw. datang dengan wajah berseri-seri dan bersabda, “Malaikat Jibril datang kepadaku dan berkata,” Sangat menyenangkan untuk engkau ketahui wahai Muhammad bahwa untuk satu shalawat dari seseorang umatmu akan ku imbangi dengan sepuluh do’a baginya dan sepuluh salam bagiku akan kubalas dengan sepuluh salam baginya.’” (HR. An-Nasa’i)
  5. Rasulullah SAW bersabda, "Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari kiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzi)
Allahumma shalli ‘ala Muhammad, wa ‘ala aalihi, wa ash-habihi ajma’in…
Ikatkan, ikatkan hati kita kepada Rasulullah, sang Murabbi, orang nomor satu paling berpengaruh di dunia. Ikatkan…! Ikatkan dengan shalawat, dengan mengingatnya, dengan meneruskan risalahnya, dengan menjalankan sunnah-sunnahnya, dengan berjuang di jalan dakwahnya…
Allahu a’lam bishowab []

Comments

Popular Posting

Mengapa Jadi Begini?

REFUND (2)

Benda Asing di antara Kita