Misteri

Coba diingat-ingat lagi, sejak awal hidupmu memang sudah penuh dengan misteri. Kau terlahir dari kedua orang tua yang tidak pernah kau minta, kau terlahir sebagai seorang perempuan, kau lahir di Ibukota dan besar di Maluku, lalu Sekolah Menengah di perbatasan Bogor-Sukabumi, kini mengenyam pendidikan di Kota Satria, Purwokerto. Siapa yang tahu akan menjadi rumit perjalanan hidupmu. Siapa yang tahu hidup akan menemui puncak dan lembahnya, siapa yang tahu ketika pengeluaran harus banyak justru saat hidup ini bertemu di ujung lembah, dan siapa yang tahu tiba-tiba Allah mengirimkan seseorang untuk membantu keuanganmu walaupun tidak 100%.

Sejak awal hidupmu sudah penuh dengan misteri, unik, menarik. Ketika berteman dengan tetangga sebelah rumah di Nusantara Timur sana, kau baru tahu dia adalah keturunan Minang asli, dan tak menyangka ternyata pernah berada di satu dukuh yang sama denganmu ketika di Jakarta dulu. Hidup yang rumit, penuh kebetulan. Wajar jika kenalan orang tuamu banyak menitipkan anaknya di sekolah yang sama di Pondok Pesantren itu, tetapi yang menarik adalah banyak di antara mereka yang bukan hanya sekadar kenalan, tapi kawan dekat. Misteri. Kau tak menyangka teman dekatmu ketika SMP ternyata bersekolah di SMA yang sama dengan teman-dua-dan-empat-tahunmu di Ambon sana. Ya, dua sahabatku—walau salah satunya hanya berteman selama 2 tahun—di MIT As Salam Ambon, mereka melanjutkan Sekolah Menengah di Bekasi dan bertemu sahabat SMP-ku. Kau tahu banyak kebetulan di luar rencana yang kau temui dalam hidup ini.

Sejak awal hidupmu sudah penuh dengan misteri. Siapa yang menyangka, hanya karena satu kali kau gagal berpidato—dalam bahasa arab—di suatu event, kau tidak mau lagi melanjutkan prestasi-prestasi itu. Lucu jika aku mengingatnya. Siapa yang tahu kau akan mendapatkan peringkat setelah apa-apa yang kau lalui, setelah banyak perhitunganmu, bahwa kau tak mungkin bergeser ke atas. Siapa sangka, setelah ribuan doa yang kau panjatkan, kau mampu bersandingan dengan Nia dan Syayma di atas panggung, hanya karena ingin membuat ayahmu bangga. Ya, mereka memang selalu jauh berada di atasmu. Kau bukan orang yang hebat, bukan orang nomor satu, bukan orang yang terbaik, tapi siapa yang tahu orang-orang di sekelilingmu dahulu adalah yang kini menjadi yang terbaik, nomor satu, orang-orang hebat. Siapa yang tahu? Itu semua misteri.

Sejak awal, hidupmu sudah penuh dengan misteri. Siapa yang menyangka kau bisa menyelesaikan targetan tahfizhmu—yang sedikit itu—di waktu yang sudah sangat limit, satu minggu menyambi bimbingan belajar menggantikan posisi Syayma yang sudah diterima di FK UNS. Bimbingan belajar yang tidak maksimal, ya, memang niatmu fokus menyetorkan hafalan saat itu. Namun, lagi-lagi, tidak ada yang pernah menyangka kau akan lulus SNMPTN, masuk Jurusan Farmasi Universitas Jenderal Soedirman, dengan persiapan yang sangat seadanya. Kita berencana, berusaha, Allah-lah yang memberikan hasilnya. Lagi-lagi, hidupmu sejak awal memang sudah penuh dengan misteri.

Siapa yang menyangka kau yang pernah berpikir untuk menikmati hidup di tengah heterogenitas kampus, tetapi Allah takdirkan bertemu dengan orang-orang yang selalu menjagamu dalam lingkaran kebaikan ini. Siapa yang tahu kau akan menjadi pemimpin di sebuah organisasi, dan kau tidak berhasil menghidupkannya. Siapa yang tahu kau yang dulunya tidak banyak bicara, kini menjadi orang yang paling banyak bicara. Entahlah, apakah aksimu juga banyak atau hanya bicaramu saja yang banyak. Misteri. Siapa yang tahu kau yang tidak suka kimia harus terpaksa mengajar mata pelajaran kimia SMA kelas tiga di sebuah bimbingan belajar, dan yang lebih mengejutkan lagi kau mengambil penelitian yang sangat-kimia. Keputusan-keputusan yang kau ambil seringkali di luar kebiasaanmu, di luar dugaanmu sendiri.

Kau jatuh hati pada seseorang, lalu berazzam membersihkan puing-puing perasaan tak bertanggung jawab itu ketika duduk di Perguruan TInggi, dan kau berhasil! Tetapi siapa sangka—sekali lagi—kau akan jatuh untuk yang kedua kalinya, entah akan yang ketiga kalinya, atau yang kesekian kalinya, yang pasti kau tak pernah menyukai itu. Siapa yang tahu kau akan mendapatkan banyak skandal, kisah-kisah roman picisan tak bertanggung jawab, sesuatu yang sangat kau benci. Siapa yang tahu sahabatmu Syayma akan menikah dengan ketua Puskomnas FSLDK yang pernah berbicara di depanmu tiga kali, menyengat semangatmu setiap kali ia berbicara. Siapa yang tahu di sekelilingmu adalah orang-orang terbaik nusantara yang terus memberikan energi positif kepadamu. Siapa yang tahu bagaimana Allah akan menetapkan hatimu. Siapa yang tahu siapa yang Allah takdirkan untukmu. Siapa yang tahu rencanamu adalah rencana terbaik. Siapa yang tahu keyakinanmu akan bertahan sampai akhir. Siapa yang tahu…?

Sejak awal, hidupmu sudah penuh dengan misteri. Lalu mengapa kau berbangga pada dunia yang penuh misteri ini? Mengapa kau mencari kebahagiaan dari dunia yang fana ini? Misteri lagi fana. Sementara kau tahu ada negeri akhirat yang pasti adanya, pasti siksa dan nikmatnya, dan kekal abadi. Pasti dan kekal. Lalu mengapa kau resah dengan rencana-rencanamu, gelisah dengan kegamangan dan ketidakpastian, sedih dengan harapan-harapan yang belum tercapai, khawatir dengan masa depan? Bukankah Allah adalah sebaik-baik Perencana? Bukankah Allah-lah yang menciptakanmu, dan—otomatis—Mahatahu apa yang terbaik untukmu?

Sejak awal Allah sudah mengajarkanmu bersabar, bersyukur, ikhlas. Sejak awal Allah sudah memberimu kekuatan, menghadapi badai kehidupan. Tak ada ujian yang tidak bisa kau lewati, karena ujianmu sesuai dengan kapasitasmu. Tak ada masalah yang tidak bisa kau atasi, jika kau melibatkan Allah di setiap penyelesaiannya. Jika kau mengatakan tidak sanggup, itu hanyalah alasanmu untuk berhenti berjuang. Berjuanglah selagi bisa. Biarkan Allah yang Maha Sempurna yang akan menyempurnakan perjuanganmu. Biarkan Allah yang menentukan akhir perjuanganmu. Maka, cukup satu saja tugasmu: bersihkan segala hal yang membuatmu jauh dari-Nya, bersihkan segala sesuatu yang membuatmu tergantung kecuali pada Allah, bersihkan segala sesuatu yang menguasai hatimu kecuali Allah, bersihkan segala sesuatu yang menyita pikiranmu kecuali Allah, bersihkan segala niat baik dan buruk di hatimu jika itu bukan karena Allah. Bersihkan semuanya…bersihkan…

Kembalilah pada kehidupan yang tenang, tanpa hiruk pikuk kecemasan tentang dunia, karena dunia pastilah ramai, karena dunia pastilah hiruk, karena dunia pastilah gamang. Kembalilah pada hati yang tenang, kembalilah pada Pemberi ketenangan. Kembalilah…

Carilah kebahagiaan akhirat, niscaya Allah akan memberikan dunia dalam genggamanmu. Cintailah Allah melebih apapun, niscaya Allah akan menghadiahkan cinta-Nya padamu. Siapa yang tidak ingin dicintai oleh Pemiliknya? Siapa yang merugi jika dicintai oleh Pemiliknya?

Ikhlaslah…apapun keputusan Allah, jalan manapun yang Allah buka untukmu, takdir yang Allah berikan padamu, tiada yang lebih baik daripadanya. Percayalah…
Misteri tetaplah misteri, bagaimanapun kau membacanya.

الّلهمّ لك الحمد أنت نور السموات والأرض ومن فيهنّ ولك الحمد أنت قيّم السموات والآرض ومن فيهنّ ولك الحمد أنت الحقّ ووعدك حقّ وقولك حقّ ولقاؤك حقّ والجنّة حقّ والنار حقّ والساعة حقّ والنبيّون حقّ ومحمّد حقّ...

اللّهمّ إنّي ظلمت نفسي ظلمٌا كثيرٌا ولا يغفر الذّنوب الّا أنت فاغفرلي مغفرةٌ من عند ك وارحمني إنّك أنت الغفور الرحيم..

اللّهمّ ألهمني رشدي وأعذني من شرّ نفسي..

ربّنا آتنا فى الدنيا حسنةٌ وفى الأخرة حسنةٌ وقنا عذاب النار...




Purwokerto, 25 Februari 2016 17.00 WIB
Berdamai dengan hati… 

Comments

  1. Ketika berteman dengan tetangga sebelah rumah di Nusantara Timur sana, kau baru tahu dia adalah keturunan Minang asli, dan tak menyangka ternyata pernah berada di satu dukuh yang sama denganmu ketika di Jakarta dulu.

    https://tafsirjitu.org/prediksi-togel/prediksi-togel-sgp-25-april-2019/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posting

Mengapa Jadi Begini?

REFUND (2)

Benda Asing di antara Kita